Anak kecil adalah kertas putih, orang tualah yang mewarnai hidupnya
Sobat…
Kemarin sore, ketika saya lagi naik angkot dari Plamo ke Mymart, Batam Centre. Ada seorang ibu dengan anak kecil yang saya kira adalah anaknya memasuki angkot dibagian kursi depan dekat sopir.
Nampaknya anak itu agak ‘nakal’. Berulang kali ibunya memarahi anak tersebut
“awas ya!”
“jangan nakal ya!”
Tapi, sepertinya anak bandel itu tidak bergeming. Apa-apa yang ada didekat sopir itu dipeganginya, ya kemudinya, ya tape radionya, ya persnellingnya, dll, sampe-sampe pak sopir berulang kali melirik anak itu, khawatir ngrusakin mobilnya.
“awas ya, nanti kalo pegang-pegang, saya potong lho…” kata pak sopir
Anak itu langsung nyelethuk “emang ada pisaunya ya…”
[sobat, saya kaget dengan ucapan anak kecil itu, pertama: dia tidak takut dan cuek aja dan yang kedua: dia bisa membalas ucapan pak sopir itu.
Ada benarnya juga sih anak itu, mau memotong kan harus ada pisaunya, dan anak itu tidak melihat disitu ada pisau, kelihatan sekali anak itu tidak mau dibohongi
Memang kelihatan sekali kalau anak sekarang semakin kritis saja. Tidak seperti jaman anak-anak seusiaku dulu. Ditakuti dengan sesuatu yang tidak masuk akal aja, kita semua sudah takut, tanpa berani mempertanyakan kebenarannya
Misalnya:
• Jangan meludah ke sumur, nanti bibirnya sumbing
• Tidak boleh menduduki bantal, nanti bisa bisulan
• Kalau makan harus habis, karena kalau tidak, ayam yang ada di belakang rumah bisa mati
• dan nasehat-nasehat lainnya yang semuanya tidak masuk akal
Gimana, sobat, lucu bukan nasehat itu, tapi saya dulu takut dan percaya aja, orang tua bilang seperti itu.
Tapi coba, nasehat-nasehat itu diucapkan ke anak jaman sekarang. Udah pasti diketawain dan dibantah habis-habisan.
kejujuran dan kebenaran adalah modal untuk mendidik dan menasehati anak sekarang]
****
Ok, sobat, back to anak kecil yang ada di angkot tadi…
Kelihatan sekali anak tersebut memiliki “curiousity” atau keingintahuan yang sangat tinggi.
Tapi sayangnya,… Kenapa ibunya selalu memarahinya.
“awas ya!”
“Entar Pak Sopir marah lho…”
“anak ini bandel banget sih dibilangin..”
Dan ucapan-ucapan lainnya yang intinya agar anak itu diam. Tapi lihatlah anak itu, sedikitpun tidak “ngaruh” karena apa yang diucapkan orang tuanya tidak masuk akal semua dan terkesan keras ucapannya.
Bukankah ucapan yang keras hanya akan semakin mengeraskan hati si anak
****
Sobat, menurut saya pribadi, anak sekecil itu harusnya tidak boleh dimarahi, apalagi dia ingin tahu ini dan itu.
Coba, jika orang tuanya membiarkan dan mengarahkan anak itu, mungkin jika sudah dewasa kelak bisa menjadi anak genius
Tapi memang berat sobat, …..
Orang tua harus memiliki modal super sabar dan memiliki modal super telaten dalam mengarahkan anak-anaknya
Menurut para pakar psikologi sih, katanya…. Ini katanya lho ya… katanya: kita semua adalah manusia kreatif, memiliki keingin tahuan yang tinggi dan gemar mencoba-coba sesuatu yang baru.
Tetapi, karena seiring kita tumbuh dewasa, orang tua kita selalu membatasi ruang gerak kita, gak boleh ini, gak boleh itu, yang kadang-kadang melarangnya dengan kekerasan, akhirnya kreativitas itu semakin terbenam, semakin tumpul karena terkikis oleh batasan-batasan yang dibuat oleh orang tua kita dulu.
Sebetulnya pingin mencoba sesuatu, tapi karena takut dimarahi, akhirnya mengurungkan niatnya. Banyak anak-anak seperti itu.
****
Saya pernah mendengar nasehat yang bagus tentang mendidik anak, kira-kira seperti ini:
• Anak tidak boleh dimarahin dengan kata-kata yang kasar, karena akan memunculkan rasa trauamatis yang pada akhirnya akan mematikan kreatifitasnya. Takut mencoba ini dan takut mencoba itu
• Jika anak salah, berilah nasehat dengan tutur kata yang lembut. Karena pada dasarnya anak itu masih polos, lugu belum tahu mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi apabila anak masih membandel walaupun sudah dinasehati, berilah teguran yang agak lebih keras lagi
• Mendidik anak yang paling baik adalah melalui contoh perilaku orang tuanya. Jadi orang tua harus konsekuen dengan aturan-aturan yang dibuatnya, tidak hanya anak saja yang harus mematuhi peraturan tersebut, tetapi juga orang tuanya. Anak jaman sekarang lebih kritis daripada masa anak-anak jaman saya dulu, apabila orang tua tidak konsekuen dengan ucapannya, sangatlah sulit anak untuk ikut mematuhinya
• Perilaku anak adalah meniru, jadi sebaiknya orang tua memberi contoh teladan kepada anaknya sebaik-baiknya.
****
Begitulah sobat, nasehat-nasehat para senior dan para orang tua yang menurut saya bagus dan masuk akal.
Anak kecil adalah kertas putih, orang tualah yang mewarnai hidupnya